Header Ads Widget


 

Ticker

6/recent/ticker-posts

PMII Pacitan Datangi Disparbudpora Tanyakan Pengelolaan Wisata Yang Amburadul Sehingga Berakibat PAD Tidak Tercapai.

"Ibyek wisata harus dikelola secara profesional guna mendapatkan PAD sesuai Target  Yang sudah DiTentukan"
Pacitan Klik9.id - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pacitan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga, dan Budaya (Disparbudpora) Pacitan, Jumat (13/12/2024).

Aksi ini digelar sebagai respons terhadap ketidakmampuan Disparbudpora Pacitan dalam mengelola obyek wisata sehingga capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata selama tiga tahun terakhir tidak sesuai harapan alias tidak tercapai. 

Ketidakmampuan ini tercermin dari sejumlah fakta bahwa sektor pariwisata, yang menjadi andalan PAD Pacitan, justru tidak mampu memenuhi ekspektasi yang telah ditetapkan. 
Beberapa destinasi wisata yang sebelumnya diharapkan dapat mendatangkan pendapatan besar, justru mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan.

"Pada 2022, PAD sektor pariwisata terealisasi Rp 11,2 miliar dengan 1,5 juta wisatawan yang mengunjungi 24 destinasi wisata di kabupaten ini. Namun, pada 2023, jumlah wisatawan turun menjadi 1,2 juta, berkurang sekitar 300 ribu wisatawan. Akhirnya, dari target Rp 12,55 miliar, terealisasi Rp 9,6 miliar atau minus Rp 3,1 miliar," ungkap Ketua PC PMII Pacitan, Al Ahmadi. 

Al Ahmadi juga menambahkan bahwa kondisi ini terjadi selama tiga tahun berturut-turut, meskipun pandemi Covid-19 sudah berlalu. 

"Padahal, sektor ini seharusnya sudah bangkit, namun kenyataannya masih jauh dari harapan," ujar Al Ahmadi.

Al Ahmadi mengungkapkan bahwa kondisi ini menunjukkan lemahnya perencanaan dan pengelolaan sektor pariwisata yang berimbas pada ketidakmampuan pemerintah daerah dalam memaksimalkan potensi wisata sebagai sumber pendapatan.

“Kami meliha Disparbudpora tidak becus bekerjsbdalam mengoptimalkan potensi wisata Pacitan yang begitu besar. Padahal, sektor ini sangat penting bagi perekonomian daerah," katanya.

PMII juga mengkritisi kurangnya inovasi dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata, serta ketidaktersediaan fasilitas yang mendukung kenyamanan wisatawan. 

Mereka mendesak agar Disparbudpora Pacitan segera melakukan evaluasi dan perbaikan agar PAD dari sektor pariwisata dapat meningkat.

Aksi ini akan diikuti oleh puluhan mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya yang peduli terhadap kemajuan pariwisata di Pacitan. 

Sementara itu, Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Wisata Disparbudpora Pacitan, Rakhmad Adi Mandego, menjelaskan bahwa meski kunjungan wisatawan pada 2023 melebihi target, PAD tetap tidak tercapai.

“Kunjungan kita di 2023 ditargetkan 1 juta, tapi realisasinya 1,3 juta. Namun, PAD yang dihitung hanya dari 9 destinasi, sementara total kunjungan berasal dari 24 destinasi. Ini sebabnya PAD terlihat tidak sesuai,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Disparbudpora Pacitan, Turmudi, yang turut hadir di lokasi aksi, mengakui adanya penurunan PAD dalam dua tahun terakhir. Namun, ia menegaskan sektor pariwisata mulai menunjukkan perbaikan di tahun ini.

“Kami akui, ada penurunan dua tahun terakhir. Tapi 2023 ada peningkatan, dan kami terus berusaha untuk memperbaikinya,” ucap Turmudi.

Turmudi bahkan menyatakan kesediaannya untuk mundur jika ia dinilai tidak mampu membawa perubahan signifikan. “Kalau saya memang tidak bisa bekerja, saya siap mundur,” katanya tegas.

PMII Pacitan menuntut pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan sektor pariwisata. 

Mereka juga mendesak adanya dialog terbuka dengan masyarakat dan pelaku pariwisata untuk merumuskan langkah konkret perbaikan.

“Pacitan punya potensi besar, tapi perencanaannya lemah. Ini harus dibenahi agar sektor pariwisata benar-benar jadi andalan ekonomi daerah,” ujar orator aksi PMII Pacitan, Ahmad Ihsan. 

Ia juga menyoroti minimnya fasilitas pendukung di objek wisata yang sering dikeluhkan pengunjung. Bahkan belum lama ini disindir artis ibu kota, Raffi Ahmad soal mininya pelayanan dan akomodasi. 

 “Banyak keluhan soal akses, kebersihan, hingga kurangnya sarana yang memadai. Kalau dibiarkan, wisatawan enggan kembali,” tambahnya.

Meski penuh kritik, aksi PMII bukan hanya soal menyalahkan. Mereka membawa harapan besar agar sektor pariwisata Pacitan dapat bangkit dan menjadi ujung tombak ekonomi daerah.

“Pariwisata harus dikelola maksimal demi masa depan ekonomi Pacitan,” pungkas Ihsan. 

Seperti gerobak yang didorong ke depan, mahasiswa PMII Pacitan menginginkan perubahan nyata, bukan sekadar janji manis yang akhirnya hanya tinggal kata. 

Sebelum aksi berakhir, Turmudi dan Rakhmad Adi Mandego, menandatangi petisi tuntutan mahasiswa disertai materai. 

"Camkan ini baik-baik, supaya kalian terngiang-ngiang dengan kritikan kami," pungkasnya seraya meninggalkan Kantor Disparbudpora Pacitan.(Gandul) 

Posting Komentar

0 Komentar